Rabu, 11 November 2015

SISTEM PENDIDIKAN DI FINLANDIA

       Sistem Pendidikan di Finlandia
     Republik Finlandia adalah sebuah negara Skandinavia yang juga termasuk negara Nordik. Karena terletak di Eropa Utara, Finlandia menjadi angggota dari Uni Eropa. Finlandia memiliki perbatasan darat dengan Swedia, Norwegia, dan Rusia sedangkan batas lautnya adalah Laut Baltik di barat daya, Teluk Finandia di selatan dan Teluk Bothnia di barat. Ibukota negara penghasil telepon genggam Nokia dan negeri kelahiran Angry Birds ini adalah Helsinki. Peduduk sebesar lima juta jiwa mendiami lebih dari 330.000 km² sehingga negara ini terdapat dalam urutan ke-162 dalam kepadatan penduduk di dunia. Finlandia dikenal sebagai salah satu negara dengan pendidikan terbaik di dunia. Ada banyak sekali sumber yang membahas tentang kehebatan sistem pendidikan mereka, namun masih sangat sedikit yang mengkaji pendidikan kejuruan disana. Sistem pendidikan Finlandia adalah sistem yang egaliter, tanpa biaya sekolah dan disediakan makanan gratis di sekolah untuk siswa full-time. Anggaran pendidikan Finlandia pada tahun 2009 adalah Euro 11,1 milyar atau Euro 2100 per kapita (sekitar Rp. 25 juta per kapita per tahun).
     Di Finlandia, pendidikan kejuruan dimulai di level pendidikan menengah. Setelah sembilan tahun sekolah umum yang komprehensif, siswa dapat memilih untuk melanjutkan ke salah satu “lukio” (sekolah menengah atas), suatu lembaga pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk masuk pendidikan tinggi, atau bisa pula masuk ke “ammattikoulu” (sekolah menengah kejuruan/vokasional). Kedua bentuk pendidikan menengah ini berdurasi tiga tahun, dan memberikan kualifikasi formal bagi lulusannya. Lulusan pendidikan umum bisa melanjutkan ke universitas umum dan politeknik. Namun lulusan pendidikan kejuruan hanya bisa masuk ke politeknik atau langsung bekerja. Sertifikat kelulusan diperlukan untuk masuk universitas. Pendidikan di sekolah menengah kejuruan adalah gratis, dan mahasiswa dari keluarga berpenghasilan rendah bisa mendapatkan beasiswa dari negara untuk jenjang yag lebih tinggi. Kurikulum ditekankan pada materi kjuruan dan selalu disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja. Sekolah-sekolah kejuruan sebagian besar dikelola oleh pemerintah kota. Dalam bidang-bidang tertentu (misalnya sekolah polisi, pelatihan personil untuk kontrol lalulintas udara).
Pendidikan Menengah
     Pendidikan menengah atas dimulai pada umur 16 atau 17 tahun dan berlangsung selama tiga sampai empat tahun. Pendidikan tingkat ini sudah tidak wajib. Siswa pada tingkat ini dapat memilih untuk menjalani pendidikan dan pelatihan kerja pada sekolah menengah kejuruan untuk mengembangkan kompetensi kejuruan dan untuk mempersiapkan mereka masuk politeknik dan bekerja. Sekolah menengah atas kejuruan akan mendapatkan kualifikasi kejuruan. Penyelesaian kualifikasi kejuruan ini memakan waktu 3 tahun dan lulusannya akan dinyatakan layak untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi kejuruan (disebut AMK atau politeknik) atau bekerja. Pendidikan ini dapat dilaksanakan dalam sekolah kejuruan multi-bidang (memiliki banyak jurusan) atau khusus (hanya jurusan tertentu). Dapat juga diselenggarakan dalam bentuk pelatihan magang yang menggabungkan pembelajaran di tempat kerja dan studi teoritis di lembaga pendidikan kejuruan. Kualifikasi kejuruan ini juga dapat diambil sebagai kualifikasi berbasis kompetensi, dimana ketrampilan kejuruan dan persyaratan pengetahuannya sama tetapi independen dari pendidikan formal dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan kejuruan diatur oleh Undang-Undang Pendidikan Kejuruan (630/1998) dan Surat Keputusan (811/1998).
    
Untuk mendapatkan hak penyelenggaraan dan pemberian kualifikasi kejuruan, penyelenggara pendidikan harus memiliki lisensi yang diberikan oleh Kementrian Pendidikan yang menentukan bidang studi, jumlah siswa, kewajiban penyelenggara, dan lain-lain. Pendidikan dan pelatihan kejuruan pada tingkatan ini memiliki delapan sektor yaitu humaniora dan pendidikan, budaya, ilmu alam, sumber daya alam dan lingkungan hidup, pariwisata, katering da jasa domestik, pelayanan sosial, kesehatan dan olahraga, teknologi, komunikasi dan transportasi, ilmu sosial, bisnis dan administrasi. Secara keseluruhan ada 52 kualifikasi kejuruan terbagi dalam 113 program studi Kementrian Pendidikan yang memutuskan bentuk struktur kualifikasi kejuruan. Dewan Nasional Pendidikan yang menyusun kurikulum inti nasional dan pedoman kualifikasi menentukan tujuan, isi, dan kriteria penilaian studi. Kurikulum inti ditangani oleh komite pelatihan tripartit yang berupa badan terdiri dari para ahli yang didirikan di bawah Kementrian Pendidikan untuk memberikan saran dalam merencanakan dan mengembangkan pendidikan kejuruan dan pelatihan. Pada level ini siswa bisa memilih pendidikan umum dengan masuk sekolah menengah atas akademik yang fokus pada persiapan untuk studi lanjutan. Lulusan pendidikan menengah atas umum dapat melanjutkan ke universitas atau AMK tingkat pasca sarjana dengan gelar profesional di bidang-bidang seperti hukum, kedokteran, sains, pendidikan, dan humaniora. Penerimaan ke sekolah-sekolah tinggi akademik didasarkan pada IPK, dan dalam beberapa kasus dengan tes akademis dan wawancara. Setelah lulus dari sekolah kejuruan, para lulusan menerima sertifikat sekolah kejuruan.
Pendidikan Tinggi
     “Ammattikorkeakoulu” disingkat AMK adalah sebuah lembaga pendidikan tinggi vokasional di Finlandia. Istilah ini secara harfiah berarti “sekolah tinggi pendidikan kejuruan”. Meskipun Kementrian Pendidikan Finlandia merekomendasikan istilah bahasa inggris “politeknik” namun Konferensi Rektor dari universitas-universitas Finlandia bidang ilmu terapan telah memutuskan untuk menggunakan istilah “universitas ilmu terapan”. Finlandia menduduki peringkat pertama di dunia sebagai negara yang memiliki kualitas pendidikan terbaik? Negara Skandinavia ini selalu menempati urutan pertama dalam penilaian yang dilakukan oleh Program for International Student Assesment (PISA) sejak tahun 2003. Anggaran pendidikan di negara yang beribu kota di Helsinski ini paling baik dibandingkan dengan negara Eropa lainnya. Selain unggul secara kualitas pendidikan, Finlandia juga juara dalam pendidikan anak-anak lemah menta.
     Sistem pendidikan Finlandia merupakan kerja keras dari Profesor Reuven Feuerstein. Konsep pendidikan Feuerstein telah digunakan Finlandia selama lebih dari 21 tahun. Sistem Feuerstein berfokus pada konsep bahwa setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda untuk mengubah diri. Kuncinya adalah identifikasi faktor penghambat dan lebih fokus pada kelebihan untuk mengembangkan kemampuan belajar setiap orang. Sistem pendidikan Feuerstein ini pertama kali diimplementasikan tahun 1952 pada anak-anak yang selamat dari pembunuhan massal dengan cara membakar. Rahasia konsep pendidikan yang dibuat Feurstein terletak pada penanaman pembelajaran dan strategi berpikir kognitif, bukannya fokus pada penghafalan konten. Apa saja kunci kesuksesan sistem pendidikan Finlandia? Beberapa konsep pendidikan yang diterapkan di Negara Finlandia adalah sebagai berikut :
a.       Konsep pendidikan Finlandia adalah “Test less, Learn more”
b.      Biaya pendidikan di Finlandia gratis hingga jenjang Universitas. Pemerintah menilai performa siswa dengan mengambil 10 persen dari pekerjaan selama di sekolah.
c.       Jam sekolah siswa Finlandia jauh lebih sedikit dibandingkan sekolah di banyak negara. Siswa mulai sekolah pada usia 7 tahun dan hanya menghabiskan 30 jam per minggu.
d.      Sistem pendidikan Finlandia tidak membebankan banyak tugas pada siswa. Homework does’nt make you smart. Finlandia hanya memberlakukan homework maksimal 30 menit per hari.
e.       Finlandia tidak memiliki sistem ujian nasional. Satu-satunya mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa adalah bahasa Finlandia.
f.       Jumlah siswa di setiap kelas sangat terbatas hanya 20 orang per kelas pada tahun pertama sekolah serta tahun keenam dan ketujuh. Jika ada siswa yang tertinggal kelas, ada satu guru yang ditugaskan untuk membantu siswa mengejar ketinggalan.
g.      Semua guru pengajar di Finlandia harus memiliki gelar master sebelum mengajar. Guru pengajar yang bergelar S2 bertindak sebagai guru mata pelajaran, sedangkan guru kedua yang bergelar S1 menjadi pengawas atau pembimbing setiap siswa dalam memahami bidang studi.
h.      Pelajar diberi otonomi khusus untuk menentukan jadwal ujian mata pelajaran yang menurutnya sudah dikuasai.
i.        Anak Finlandia tidak diijinkan untuk bersekolah sebelum usia tujuh tahun. TK di Finlandia tidak membebankan pelajaran pada anak-anak karena menghormati masa kecil dan hak mereka untuk bermain.
j.        Bahasa asing mulai diajarkan sejak tahun pertama sekolah. Alasan kebijakan ini adalah untuk memenangkan persaingan ekonomi Eropa, mengembangkan wawasan dalam menghargai keragaman kultur.
k.      Metode pembelajaran bukan ceramah, melainkan dengan penerapan belajar aktif. Suasana proses belajar menyenangkan, metode dikte atau menyuruh dihilangkan karena akan membuat siswa tertekan.
l.        Guru tidak memberikan kritik terhadap pekerjaan terhadap pekerjaan siswa dengan kata “kamu salah” karena hal tersebut akan membuat siswa malu sehingga menghambat proses pemahamannnya.
m.    Tidak ada sistem rangking dalam metode pembelajaran Finlandia. Siswa diminta membandingkan pekerjaannya sendiri dengan hasil sebelumnya. Siswa juga tidak dituntut untuk bisa menjawab dengan benar, namun dihargai karena sudah berusaha sebaik mungkin.
n.      Siswa tidak perlu memakai sepatu ketika sedang belajar di kelas. Siswa jug tidak perlu memakai seragam saat bersekolah, bahkan kepala sekolah mengenakan kemeja krah terbuka dan celana jeans.
o.      Sekolah tingkat dasar dan menengah digabung, sehingga siswa tidak perlu berganti sekolah saat usia 13 tahun. Pergantian sekolah juga tidak memerlukan ijazah seperti Indonesia, namun hanya dengan nilai rapor.
p.      Stasiun televisis yang menyiarkan program berbahasa asing wajib menyertakan teks terjemahan dalam bahasa Finnish agar anak-anak dapat belajar ketika menonton televisi.
       Beberapa Perbedaan Sistem Pendidikan di Finlandia dan Indonesia
a.       Finlandia : Anak-anak baru bersekolah setelah mereka berusia 7 tahun. Indonesia : ada playgroup, TK A, TK B, bahkan sebelum umur 3 tahun pun sudah ada yang menyekolahkan anaknya, meskipun memang cuma satu jam dengan tujuan anaknya bersosialisasi. Masalahnya lagi, untuk masuk SD pun sekarang anak-anak diharuskan sudah bisa membaca. Ada tes masuknya juga, jadi yang stres bukan hanya anaknya, tetapi orang tuanya juga.
b.      Finlandia : sebelum mencapai usia remaja, anak-anak ini jarang sekali diminta mengerjakan pekerjaan rumah dan tidak pernah disuruh mengikuti ujian. Indonesia : TK pun sekarang sudah punya pekerjaan rumah, meskipun hanya sekedar menebalkan garis dan menulis angka.
c.       Finlandia : hanya ada satu tes yang wajib diikuti oleh pelajar, dan saat itu mereka berusia 16 tahun. Indonesia : like I mentioned before, masuk SD pun ada tesnya. Terutama SD favorit.
d.      Finlandia : sekolah tidak membedakan anak yang pintar dan kurang pintaar. Seluruhnya ditempatkan di dalam ruang kelas yang sama. Indonesia : ada beberapa sekolah yang memberlakukan pembagian kelas berdasarkan tingkat intelegensi anak. Contoh : peringkat 1-10 masuk kelas A, 11-20 masukkelas B dan seterusnya.
e.       Finlandia : kesenjangan antara murid terpintar dan murid paling tidak pintar di Finlandia adalah yang terkecil di dunia. Artinya murid paling tidak pintsr pun masih terhitung pintar. Indonesia : kesenjangan bgitu terlihat, banyak siswa pintar, yang kurang pun banyak.
f.       Finlandia : setiap guru hanya menghabiskan waktu 4 jam sehari di kelas dan punya waktu 2 jam per minggu yang didekasikan untuk “professional development” Indonesia : para guru di Indonesia yang bisa mengajar mulai jam 7 pagi sampai jam 3 sore non stop.
g.      Finlandia : jumlah guru yang dimiliki oleh Finandia sama dengan jumlah guru di New York, namun jumlahmurid yang ditangani jauh lenbih sedikit. Indonesia : jumlah guru dibandingkan murid sangat jauh, dalam 1 kelas biasa terdapat 32 murid dan 1 guru.
h.      Finlandia : seluruh sistem pendidikan didanai oleh negara (semua gratis). Indonesia : meskipun sudah ada beberapa wilayah yang menetapkan pendidikan gratis, masih banyak pungutan-pungutan yang harus dibayar siswa kepada sekolah, seperti uang lab komputer, lab bahasa dan lain sebagainya.
i.        Finlandia : seluruh guru harus memiliki gelar S2 yang didanai seluruhnya oleh pemerintah. Indonesia : guru harus mencari biaya untuk melanjutkan pendidikan sendiri, tak semua guru memperoleh bantuan pemerintah untuk studi lanjut.
j.        Finlandia : kurikulum nasional hanya berlaku umum. Setiap guru diberikan kebebasan untuk mengembangkan metode pengajarannya. Indonesia : guru wajib mengikuti kurikulum dari pemerintah yang hampir setiap 5 tahun berubah-ubah.
k.      Finlandia : yang menjadi guru hanyalah 10 lulusan teratas di universitas. Indonesia : paara lulusan terbaik kebanyakan berprofesi sebagai dokter, pengacara, direktur, investasi dan saham, pegawai pajak dan lain sebagainya.
l.        Finlandia : status guru di masyarakat setara dengan status pengacara dan dokter. Indonesia : status guru (apalagi non pns) masih sering diremehkan, dan dianggap pekerjaan yang kurang mencukupi kebutuhan hidupnya.

Sumber Referensi :
Sukmadinata, N.S. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Oliva, Peter F. 1992. Developing the Curriculum. New York. HarperCollin Publishers.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi. Diakses 19 Oktober 2012.
Nurfitriani, Dini, dkk. 2010. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum. http://el-shalih.blogspot.com. Diakses 19 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar