SISTEM PENDIDIKAN DI FINLANDIA
Sistem Pendidikan di Finlandia
Republik Finlandia adalah sebuah negara
Skandinavia yang juga termasuk negara Nordik. Karena terletak di Eropa Utara,
Finlandia menjadi angggota dari Uni Eropa. Finlandia memiliki perbatasan darat
dengan Swedia, Norwegia, dan Rusia sedangkan batas lautnya adalah Laut Baltik
di barat daya, Teluk Finandia di selatan dan Teluk Bothnia di barat. Ibukota
negara penghasil telepon genggam Nokia dan negeri kelahiran Angry Birds ini
adalah Helsinki. Peduduk sebesar lima juta jiwa mendiami lebih dari 330.000 km²
sehingga negara ini terdapat dalam urutan ke-162 dalam kepadatan penduduk di
dunia. Finlandia dikenal sebagai salah satu negara dengan pendidikan terbaik di
dunia. Ada banyak sekali sumber yang membahas tentang kehebatan sistem
pendidikan mereka, namun masih sangat sedikit yang mengkaji pendidikan kejuruan
disana. Sistem pendidikan Finlandia adalah sistem yang egaliter, tanpa biaya
sekolah dan disediakan makanan gratis di sekolah untuk siswa full-time.
Anggaran pendidikan Finlandia pada tahun 2009 adalah Euro 11,1 milyar atau Euro
2100 per kapita (sekitar Rp. 25 juta per kapita per tahun).
Di Finlandia, pendidikan kejuruan
dimulai di level pendidikan menengah. Setelah sembilan tahun sekolah umum yang
komprehensif, siswa dapat memilih untuk melanjutkan ke salah satu “lukio”
(sekolah menengah atas), suatu lembaga pendidikan yang mempersiapkan siswa
untuk masuk pendidikan tinggi, atau bisa pula masuk ke “ammattikoulu” (sekolah
menengah kejuruan/vokasional). Kedua bentuk pendidikan menengah ini berdurasi
tiga tahun, dan memberikan kualifikasi formal bagi lulusannya. Lulusan
pendidikan umum bisa melanjutkan ke universitas umum dan politeknik. Namun
lulusan pendidikan kejuruan hanya bisa masuk ke politeknik atau langsung
bekerja. Sertifikat kelulusan diperlukan untuk masuk universitas. Pendidikan di
sekolah menengah kejuruan adalah gratis, dan mahasiswa dari keluarga
berpenghasilan rendah bisa mendapatkan beasiswa dari negara untuk jenjang yag
lebih tinggi. Kurikulum ditekankan pada materi kjuruan dan selalu disesuaikan
dengan kebutuhan dunia kerja. Sekolah-sekolah kejuruan sebagian besar dikelola
oleh pemerintah kota. Dalam bidang-bidang tertentu (misalnya sekolah polisi,
pelatihan personil untuk kontrol lalulintas udara).
Pendidikan menengah atas dimulai pada umur
16 atau 17 tahun dan berlangsung selama tiga sampai empat tahun. Pendidikan
tingkat ini sudah tidak wajib. Siswa pada tingkat ini dapat memilih untuk
menjalani pendidikan dan pelatihan kerja pada sekolah menengah kejuruan untuk
mengembangkan kompetensi kejuruan dan untuk mempersiapkan mereka masuk
politeknik dan bekerja. Sekolah menengah atas kejuruan akan mendapatkan
kualifikasi kejuruan. Penyelesaian kualifikasi kejuruan ini memakan waktu 3
tahun dan lulusannya akan dinyatakan layak untuk melanjutkan ke pendidikan
tinggi kejuruan (disebut AMK atau politeknik) atau bekerja. Pendidikan ini
dapat dilaksanakan dalam sekolah kejuruan multi-bidang (memiliki banyak
jurusan) atau khusus (hanya jurusan tertentu). Dapat juga diselenggarakan dalam
bentuk pelatihan magang yang menggabungkan pembelajaran di tempat kerja dan
studi teoritis di lembaga pendidikan kejuruan. Kualifikasi kejuruan ini juga
dapat diambil sebagai kualifikasi berbasis kompetensi, dimana ketrampilan
kejuruan dan persyaratan pengetahuannya sama tetapi independen dari pendidikan
formal dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan kejuruan diatur oleh
Undang-Undang Pendidikan Kejuruan (630/1998) dan Surat Keputusan (811/1998).
Untuk mendapatkan hak penyelenggaraan dan pemberian kualifikasi kejuruan, penyelenggara pendidikan harus memiliki lisensi yang diberikan oleh Kementrian Pendidikan yang menentukan bidang studi, jumlah siswa, kewajiban penyelenggara, dan lain-lain. Pendidikan dan pelatihan kejuruan pada tingkatan ini memiliki delapan sektor yaitu humaniora dan pendidikan, budaya, ilmu alam, sumber daya alam dan lingkungan hidup, pariwisata, katering da jasa domestik, pelayanan sosial, kesehatan dan olahraga, teknologi, komunikasi dan transportasi, ilmu sosial, bisnis dan administrasi. Secara keseluruhan ada 52 kualifikasi kejuruan terbagi dalam 113 program studi Kementrian Pendidikan yang memutuskan bentuk struktur kualifikasi kejuruan. Dewan Nasional Pendidikan yang menyusun kurikulum inti nasional dan pedoman kualifikasi menentukan tujuan, isi, dan kriteria penilaian studi. Kurikulum inti ditangani oleh komite pelatihan tripartit yang berupa badan terdiri dari para ahli yang didirikan di bawah Kementrian Pendidikan untuk memberikan saran dalam merencanakan dan mengembangkan pendidikan kejuruan dan pelatihan. Pada level ini siswa bisa memilih pendidikan umum dengan masuk sekolah menengah atas akademik yang fokus pada persiapan untuk studi lanjutan. Lulusan pendidikan menengah atas umum dapat melanjutkan ke universitas atau AMK tingkat pasca sarjana dengan gelar profesional di bidang-bidang seperti hukum, kedokteran, sains, pendidikan, dan humaniora. Penerimaan ke sekolah-sekolah tinggi akademik didasarkan pada IPK, dan dalam beberapa kasus dengan tes akademis dan wawancara. Setelah lulus dari sekolah kejuruan, para lulusan menerima sertifikat sekolah kejuruan.
Pendidikan Tinggi
“Ammattikorkeakoulu” disingkat AMK adalah
sebuah lembaga pendidikan tinggi vokasional di Finlandia. Istilah ini secara
harfiah berarti “sekolah tinggi pendidikan kejuruan”. Meskipun Kementrian
Pendidikan Finlandia merekomendasikan istilah bahasa inggris “politeknik” namun
Konferensi Rektor dari universitas-universitas Finlandia bidang ilmu terapan
telah memutuskan untuk menggunakan istilah “universitas ilmu terapan”.
Finlandia menduduki peringkat pertama di dunia sebagai negara yang memiliki
kualitas pendidikan terbaik? Negara Skandinavia ini selalu menempati urutan
pertama dalam penilaian yang dilakukan oleh Program for International Student
Assesment (PISA) sejak tahun 2003. Anggaran pendidikan di negara yang beribu
kota di Helsinski ini paling baik dibandingkan dengan negara Eropa lainnya.
Selain unggul secara kualitas pendidikan, Finlandia juga juara dalam pendidikan
anak-anak lemah menta.
Sistem pendidikan Finlandia merupakan kerja
keras dari Profesor Reuven Feuerstein. Konsep pendidikan Feuerstein telah
digunakan Finlandia selama lebih dari 21 tahun. Sistem Feuerstein berfokus pada
konsep bahwa setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda untuk mengubah diri.
Kuncinya adalah identifikasi faktor penghambat dan lebih fokus pada kelebihan
untuk mengembangkan kemampuan belajar setiap orang. Sistem pendidikan
Feuerstein ini pertama kali diimplementasikan tahun 1952 pada anak-anak yang
selamat dari pembunuhan massal dengan cara membakar. Rahasia konsep pendidikan
yang dibuat Feurstein terletak pada penanaman pembelajaran dan strategi
berpikir kognitif, bukannya fokus pada penghafalan konten. Apa saja kunci
kesuksesan sistem pendidikan Finlandia? Beberapa konsep pendidikan yang
diterapkan di Negara Finlandia adalah sebagai berikut :
a.
Konsep pendidikan
Finlandia adalah “Test less, Learn more”
b.
Biaya pendidikan di
Finlandia gratis hingga jenjang Universitas. Pemerintah menilai performa siswa
dengan mengambil 10 persen dari pekerjaan selama di sekolah.
c.
Jam sekolah siswa
Finlandia jauh lebih sedikit dibandingkan sekolah di banyak negara. Siswa mulai
sekolah pada usia 7 tahun dan hanya menghabiskan 30 jam per minggu.
d.
Sistem pendidikan
Finlandia tidak membebankan banyak tugas pada siswa. Homework does’nt make you
smart. Finlandia hanya memberlakukan homework maksimal 30 menit per hari.
e.
Finlandia tidak
memiliki sistem ujian nasional. Satu-satunya mata pelajaran yang wajib diikuti
oleh siswa adalah bahasa Finlandia.
f.
Jumlah siswa di
setiap kelas sangat terbatas hanya 20 orang per kelas pada tahun pertama
sekolah serta tahun keenam dan ketujuh. Jika ada siswa yang tertinggal kelas,
ada satu guru yang ditugaskan untuk membantu siswa mengejar ketinggalan.
g.
Semua guru pengajar
di Finlandia harus memiliki gelar master sebelum mengajar. Guru pengajar yang
bergelar S2 bertindak sebagai guru mata pelajaran, sedangkan guru kedua yang
bergelar S1 menjadi pengawas atau pembimbing setiap siswa dalam memahami bidang
studi.
h.
Pelajar diberi
otonomi khusus untuk menentukan jadwal ujian mata pelajaran yang menurutnya
sudah dikuasai.
i.
Anak Finlandia
tidak diijinkan untuk bersekolah sebelum usia tujuh tahun. TK di Finlandia
tidak membebankan pelajaran pada anak-anak karena menghormati masa kecil dan
hak mereka untuk bermain.
j.
Bahasa asing mulai
diajarkan sejak tahun pertama sekolah. Alasan kebijakan ini adalah untuk
memenangkan persaingan ekonomi Eropa, mengembangkan wawasan dalam menghargai
keragaman kultur.
k.
Metode pembelajaran
bukan ceramah, melainkan dengan penerapan belajar aktif. Suasana proses belajar
menyenangkan, metode dikte atau menyuruh dihilangkan karena akan membuat siswa
tertekan.
l.
Guru tidak
memberikan kritik terhadap pekerjaan terhadap pekerjaan siswa dengan kata “kamu
salah” karena hal tersebut akan membuat siswa malu sehingga menghambat proses
pemahamannnya.
m.
Tidak ada sistem
rangking dalam metode pembelajaran Finlandia. Siswa diminta membandingkan pekerjaannya
sendiri dengan hasil sebelumnya. Siswa juga tidak dituntut untuk bisa menjawab
dengan benar, namun dihargai karena sudah berusaha sebaik mungkin.
n.
Siswa tidak perlu
memakai sepatu ketika sedang belajar di kelas. Siswa jug tidak perlu memakai
seragam saat bersekolah, bahkan kepala sekolah mengenakan kemeja krah terbuka
dan celana jeans.
o.
Sekolah tingkat
dasar dan menengah digabung, sehingga siswa tidak perlu berganti sekolah saat
usia 13 tahun. Pergantian sekolah juga tidak memerlukan ijazah seperti Indonesia,
namun hanya dengan nilai rapor.
p.
Stasiun televisis
yang menyiarkan program berbahasa asing wajib menyertakan teks terjemahan dalam
bahasa Finnish agar anak-anak dapat belajar ketika menonton televisi.
Beberapa Perbedaan Sistem Pendidikan di Finlandia dan
Indonesia
a.
Finlandia :
Anak-anak baru bersekolah setelah mereka berusia 7 tahun. Indonesia : ada
playgroup, TK A, TK B, bahkan sebelum umur 3 tahun pun sudah ada yang
menyekolahkan anaknya, meskipun memang cuma satu jam dengan tujuan anaknya
bersosialisasi. Masalahnya lagi, untuk masuk SD pun sekarang anak-anak
diharuskan sudah bisa membaca. Ada tes masuknya juga, jadi yang stres bukan
hanya anaknya, tetapi orang tuanya juga.
b.
Finlandia : sebelum
mencapai usia remaja, anak-anak ini jarang sekali diminta mengerjakan pekerjaan
rumah dan tidak pernah disuruh mengikuti ujian. Indonesia : TK pun sekarang
sudah punya pekerjaan rumah, meskipun hanya sekedar menebalkan garis dan
menulis angka.
c.
Finlandia : hanya
ada satu tes yang wajib diikuti oleh pelajar, dan saat itu mereka berusia 16
tahun. Indonesia : like I mentioned before, masuk SD pun ada tesnya. Terutama
SD favorit.
d.
Finlandia : sekolah
tidak membedakan anak yang pintar dan kurang pintaar. Seluruhnya ditempatkan di
dalam ruang kelas yang sama. Indonesia : ada beberapa sekolah yang
memberlakukan pembagian kelas berdasarkan tingkat intelegensi anak. Contoh :
peringkat 1-10 masuk kelas A, 11-20 masukkelas B dan seterusnya.
e.
Finlandia :
kesenjangan antara murid terpintar dan murid paling tidak pintar di Finlandia
adalah yang terkecil di dunia. Artinya murid paling tidak pintsr pun masih
terhitung pintar. Indonesia : kesenjangan bgitu terlihat, banyak siswa pintar,
yang kurang pun banyak.
f.
Finlandia : setiap
guru hanya menghabiskan waktu 4 jam sehari di kelas dan punya waktu 2 jam per
minggu yang didekasikan untuk “professional development” Indonesia : para guru
di Indonesia yang bisa mengajar mulai jam 7 pagi sampai jam 3 sore non stop.
g.
Finlandia : jumlah
guru yang dimiliki oleh Finandia sama dengan jumlah guru di New York, namun
jumlahmurid yang ditangani jauh lenbih sedikit. Indonesia : jumlah guru
dibandingkan murid sangat jauh, dalam 1 kelas biasa terdapat 32 murid dan 1
guru.
h.
Finlandia : seluruh
sistem pendidikan didanai oleh negara (semua gratis). Indonesia : meskipun
sudah ada beberapa wilayah yang menetapkan pendidikan gratis, masih banyak
pungutan-pungutan yang harus dibayar siswa kepada sekolah, seperti uang lab
komputer, lab bahasa dan lain sebagainya.
i.
Finlandia : seluruh
guru harus memiliki gelar S2 yang didanai seluruhnya oleh pemerintah. Indonesia
: guru harus mencari biaya untuk melanjutkan pendidikan sendiri, tak semua guru
memperoleh bantuan pemerintah untuk studi lanjut.
j.
Finlandia :
kurikulum nasional hanya berlaku umum. Setiap guru diberikan kebebasan untuk
mengembangkan metode pengajarannya. Indonesia : guru wajib mengikuti kurikulum
dari pemerintah yang hampir setiap 5 tahun berubah-ubah.
k.
Finlandia : yang
menjadi guru hanyalah 10 lulusan teratas di universitas. Indonesia : paara
lulusan terbaik kebanyakan berprofesi sebagai dokter, pengacara, direktur,
investasi dan saham, pegawai pajak dan lain sebagainya.
l.
Finlandia : status
guru di masyarakat setara dengan status pengacara dan dokter. Indonesia :
status guru (apalagi non pns) masih sering diremehkan, dan dianggap pekerjaan
yang kurang mencukupi kebutuhan hidupnya.
Sumber
Referensi :
Sukmadinata,
N.S. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Oliva,
Peter F. 1992. Developing the
Curriculum. New York. HarperCollin Publishers.
Nurfitriani,
Dini, dkk. 2010. Prinsip-Prinsip
Pengembangan Kurikulum. http://el-shalih.blogspot.com. Diakses 19 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar